BacaJuga : Kultum Singkat Tentang Bersyukur Kepada Allah. Kejujuran berkaitan erat dengan adab dalam berbicara, karena kejujuran ini sangat penting di kehidupan kita sehari-hari. Kejujuran menjadi sebuah pilar dalam akhlak Islam. Dalam menanamkan jiwa atau karakter jujur kepada anak-anak, tentu harus dibiasakan sejak kecil, walaupun diperlukan RASULULLAH ﷺ adalah sosok yang tidak ada cacat dalam setiap jengkal perilakunya. Beliau adalah teladan bagi umat manusia khusunya bagi umat Islam. Salah satu yang harus diketahui oleh umat Islam adalah adab bicara Nabi ﷺ. Cara Rasulullah ﷺ bertutur kata sangatlah beradab. Kata-kata yang keluar dari mulut Nabi selalu tersusun indah dan mudah dipahami. Setiap perkataan Rasulullah ﷺ mengandung kebenaran. Rasulullah ﷺ ketika menyampaikan sesutu selalu bersifat singkat dan padat. Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa ia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Aku diutus dengan Jawami’ al-Kalim ucapan singkat tetapi sarat makna… HR. Bukhari, kitab at-Ta’bir Beliau termasuk banyak diamnya, tidak berbicara tanpa ada manfaatnya. Memulai dan menutup pembicaraan dengan ungkapan yang fasih. Beliau berbicara dengan ungkapan yang singkat tetapi luas maknanya jawami’ al-Kalim. Berbicara dengan perinci, tidak lebih dan tidak kurang. Zadul Ma’ad Ketika menyampaikan sesuatu, Rasulullah kerap mengulangi ucapannya hingga tiga kali. Anas bin Malik ra meriwayatkan dari Rasulullah ﷺ, “Bahwasanya apabila mengucapkan salam, beliau mengucapkannya tiga kali dan apabila berbicara, beliau mengulanginya tiga kali pula.” HR. Bukhari, Kitab Ilmu BACA JUGA 11 Istri Nabi Muhammad SAW, Siapa Sajakah Mereka Ibnu Qayim ra berkata, “Sering kali beliau sengaja mengulang perkataannya dengan tujuan agar bisa dipahami. Apabila memberi salam, beliau mengucapkannya sebanyak tiga.” Zadul Ma’ad, Rasulullah ﷺ adalah sosok manusia yang ketika menyampaikan sesuatu tidak secara berlebih-lebihan. Urwah bin az-Zubair ra meriwayatkan bahwasannya Aisyah berkata “Tidakkah kamu heran dengan Abu Hurairah ra yang datang lalu duduk di samping kamarku menyampaikan suatu hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah ﷺ. Ia bermaksud memperdengarkannya kepadaku, padahal ketika itu aku sedang bertasbih berzikir. Lalu, ia pergi sebelum aku menyelesaikan zikirku.” “Seandainya aku sempat menemuinya, tentu aku akan menolaknya tidak membenarkannya. Karena Rasulullah ﷺ tidak pernah menyampaikan hadits secara berturut-turut sebagaimana yang kalian sampaikan maksudnya menyampaikan hadits sekian banyak dalam satu waktu”. HR. Bukhari, kita al-Manaqib Kiai Haji Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa Gym menyampaikan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam senantiasa mengedepankan etika ketika sedang berbicara. Berikut lima adab bicara Nabi ﷺ seperti dikutip dari kanal YouTube Daily Vlog Aa Gym 1 Hindari Bahasa Rumit Ilustrasi Unsplash Adab bicara Nabi ﷺ pertama yaitu menghindari bahasa yang rumit. Terkadang seseorang memilih menggunakan bahasa kiasan atau mungkin bahasa yang mengesankan bahwa ia adalah sosok yang berilmu. Selain dapat menimbulkan ujub atau kesombongan dalam hati, hal itu sangat bertentangan dengan etika berbicara yang ditunjukkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Justru umat muslim dianjurkan untuk menghindari kata-kata yang rumit dan sulit, sehingga lawan bicara menjadi lebih mudah untuk mencerna dan menerima informasi yang disampaikan. 2 Bicara Secukupnya Adab bicara Nabi ﷺ kedua yakni bicara secukupnya. Seperti kita tahu, saat sedang berbicara, terkadang kita mungkin menjadi melebar ke mana-mana. Apalagi jika topik pembicaraan tersebut dirasa menyenangkan dan lawan bicara juga memberikan respons serupa. “Namun etika berbicara bagi seorang Muslim yang ditunjukkan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam justru sebaiknya menyedikitkan bicara atau bicaralah secukupnya. Hal ini karena ketika seseorang terlalu banyak dan keasyikan bicara malah bisa menjadi bumerang bagi dirinya apabila kalimat yang terucap malah mengesankan hal yang negatif seperti ghibah atau malah membuka aib diri sendiri,” jelas Aa Gym. 3 Menjaga Postur Tubuh Cara menentukan arah kiblat. Foto Unsplash Adab bicara Nabi ﷺ ketiga adalah menjaga postur tubuh. Artinya, saat berbicara, postur atau gestur tubuh dapat memberikan pesan tersendiri bagi lawan bicara. Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam mengajarkan umatnya untuk menghindari posisi kaki yang diangkat, lalu tangan yang mengesankan sombong karena berkacak pinggang atau memasukkannya kedalam saku. Hal itu merupakan sebuah bentuk penghormatan kepada lawan bicara. 4 Fokus pada Lawan Bicara Adab bicara Nabi ﷺ keempat yakni fokus dengan apa yang disampaikan oleh lawan bicara, tak peduli siapa yang sedang diajak bicara. Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam selalu fokus ketika berbicara sehingga siapa saja yang sehabis berbincang dengan beliau selalu merasa puas. BACA JUGA 6 Hadist Nabi tentang Akhlak Mulia “Sudah menjadi sifat alamiah manusia bahwa manusia ingin selalu didengarkan. Namun sebelum didengar, sudahkah diri sendiri menjadi pendengar yang baik? Maka yang perlu dilakukan adalah fokus terhadap lawan bicara dan terlebih isi pembicaraan,” ungkap Aa Gym. 5 Jangan Pakai Bahasa Terlalu Khusus Ilustrasi Unsplash Adab bicara Nabi ﷺ kelima adalah jangan berbicara terlalu khusus. Hal ini mungkin banyak terjadi ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat terutama kaum muda-mudi. Perwujudan dari bicara terlalu khusus ini adalah seperti memaksakan penggunaan suatu bahasa daerah atau bahasa pergaulan tertentu. “Semisal seorang dari Suku Sunda sedang berbicara dengan teman yang berasal dari Jakarta. Janganlah memaksakan untuk berbicara lo gue’ atau malah menggunakan bahasa Sunda. Hal itu selain tentu akan menyulitkan proses berkomunikasi, juga bisa saja menimbulkan kesan eksklusivitas diri, terlebih apabila saat berbicara dalam grup,” pungkas Aa Gym. Semoga kita bisa menerapkan beberapa adab bicara Nabi ﷺ di atas ke dalam kehidupan kita. []KultumSingkat Tentang Jujur. 17 February 2022 Postingan Indah 1. Pidato agama singkat tentang kejujuran 2. Puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan kita kesempatan dan kenikmatan untuk bisa berkumpul dan menjemput ilmu pada detik ini. Hadits Pendek Tentang Jujur Dan Artinya Sumber Ilmu.Khutbah I اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ سورة التوبة ١٨ Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan. Hadirin rahimakumullah, Pada kesempatan yang penuh berkah ini, khatib akan menyampaikan tema tentang adab-adab yang harus kita jaga dan lakukan terhadap tempat yang paling mulia di muka bumi, yaitu masjid. Masjid adalah bagian bumi yang paling dicintai oleh Allah karena ia dibangun untuk beribadah kepada Allah. Di dalamnya ditegakkan shalat, dilantunkan bacaan-bacaan Al-Qur’an, dilaksanakan i’tikaf serta ketaatan-ketaatan dan kebaikan-kebaikan lainnya. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Kita tanyai diri kita masing-masing, apakah kita pernah beri’tikaf dan beribadah di masjid? Apakah hati kita sudah terpaut dan tertambat dengan masjid ataukah justru kita disibukkan dengan berbagai urusan dunia sehingga tidak pernah menginjakkan kaki di masjid? Seseorang yang hatinya telah tertaut dengan masjid, maka ia diberi kabar gembira oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam akan masuk dalam naungan arsy pada hari kiamat. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Seandainya semua orang mengetahui tentang sekian banyak kebaikan dan keberkahan di masjid, niscaya akan kita saksikan mereka saling berlomba untuk mendatanginya. Sungguh menyedihkan keadaan banyak orang, mereka tidak datang ke masjid kecuali sekali dalam seminggu untuk melaksanakan shalat Jumat saja. Bahkan sebagian orang tidak datang ke masjid kecuali hanya dua kali dalam setahun, yaitu pada saat Idul Fithri dan Idul Adlha saja. Kita memohon kepada Allah agar senantiasa menunjukkan kepada kita hal-hal yang membawa kebaikan bagi kita. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Allah subhanahu wa ta’ala telah mengagungkan masjid serta memuliakannya, sehingga masjid menjadi salah satu syi’ar agama Allah. Allah ta’ala berfirman ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ سورة الحج ٣٢ Maknanya “Demikianlah perintah Allah dan barang siapa mengagungkan syi’ar-syi’ar agama Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati” QS al Hajj 32. Hadirin rahimakumullah, Salah satu adab yang harus kita lakukan terhadap masjid adalah tidak mengotorinya dengan benda-benda yang kotor meskipun tidak najis, lebih-lebih lagi dengan hal-hal yang najis. Hukumnya adalah haram. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda إِنَّ هٰذِهِ الْمَسَاجِدَ لَا تَصْلُحُ لِشَيْءٍ مِنْ هٰذَا الْبَوْلِ وَلَا الْقَذَرِ إِنَّمَا هِيَ لِذِكْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ رواه مسلم Maknanya “Sesungguhnya masjid ini tidak boleh dimasukkan ke dalamnya air kencing dan kotoran manusia, masjid tidak lain adalah tempat untuk berdzikir, menyebut asma Allah dan membaca Al-Qur’an” HR Muslim. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Marilah kita semua turut berperan dalam membersihkan masjid, memberinya wewangian dengan kayu gaharu atau lainnya, sebagaimana hal ini telah dilakukan oleh kaum Muslimin terhadap Masjid Nabawi sejak masa khalifah Umar bin Khatthab radliyallahu anhu hingga kini setiap hari Jumat. Saudaraku seiman, Di antara adab kita terhadap masjid adalah tidak melakukan transaksi jual beli di dalamnya. Hukumnya makruh. Masjid bukanlah pasar. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda إِذَا رَأَيْتُمْ مَنْ يَبِيْعُ أَوْ يَبْتَاعُ فِيْ الْمَسْجِدِ فَقُوْلُوْا لَا أَرْبَحَ اللهُ تِجَارَتَكَ، وَإِذَا رَأَيْتُمْ مَنْ يَنْشُدُ فِيْهِ الضَّالَّةَ فَقُوْلُوْا لَا رَدَّ اللهُ عَلَيْكَ رواه الترمذي Maknanya “Jika kalian melihat seseorang yang menjual atau membeli di masjid, maka katakanlah, “Semoga Allah menjadikan perdaganganmu ini tidak menghasilkan keuntungan.” Dan jika kalian melihat seseorang mencari barang hilang di masjid, maka katakanlah, “Semoga Allah tidak mengembalikan barangmu yang hilang tersebut padamu” HR at-Tirmidzi. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Di antara adab terhadap masjid yang fadlilahnya sangat besar jika kita lakukan adalah membaca doa ketika berangkat menuju masjid. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda مَنْ قَالَ إِذَا خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِحَقِّ السَّائِلِيْنَ عَلَيْكَ وَبِحَقِّ مَمْشَايَ هٰذَا فَإِنِّيْ لَمْ أَخْرُجْ أَشَرًا وَلَا بَطَرًا وَلَا رِيَاءً وَلَا سُمْعَةً، خَرَجْتُ اتِّقَاءَ سَخَطِكَ وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِكَ، فَأَسْأَلُكَ أَنْ تُنْقِذَنِيْ مِنَ النَّارِ وَتَغْفِرَ لِيْ ذُنُوْبِيْ إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ، أَقْبَلَ اللهُ عَلَيْهِ بِوَجْهِهِ وَاسْتَغْفَرَ لَهُ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ Maknanya “Barang siapa yang keluar dari rumah untuk melakukan shalat di masjid kemudian ia berdoa yang artinya “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan wasilah orang-orang yang saleh yang berdoa kepada-Mu baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal dan dengan wasilah langkah-langkahku ketika berjalan ini, sesungguhnya aku keluar rumah bukan untuk menunjukkan sikap angkuh dan sombong, juga bukan karena riya’ ingin dilihat dan sum’ah ingin didengar, aku keluar rumah untuk menjauhi murka-Mu dan mencari ridla-Mu, maka aku memohon kepada-Mu agar Engkau menyelamatkanku dari api neraka dan mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau,” orang yang membaca doa ini ketika menuju masjid, maka Allah akan meridhainya dan tujuh puluh ribu malaikat memohonkan ampun untuknya” Hadits shahih riwayat Imam Ahmad dan lainnya. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Ketika kita masuk ke dalam masjid, kita baca doa masuk masjid, yaitu بِسْمِ اللهِ اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَافْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ “Dengan nama Allah, ya Allah berikanlah tambahan keagungan kepada Nabi Muhammad, ya Allah ampunilah dosaku dan bukalah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.” Adab berikutnya adalah mengerjakan dua rakaat shalat sunnah tahiyyatul masjid sebelum duduk. Kemudian kita perbanyak berdzikir kepada Allah, membaca Al-Qur’an, berdoa meminta kepada Allah kebaikan untuk diri sendiri atau pun untuk orang lain, karena di antara doa yang mustajab adalah doa antara adzan dan iqamah. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Penting untuk kita ketahui bersama bahwa tidaklah benar pernyataan sebagian kalangan yang mengharamkan obrolan yang tidak mengandung dosa tentang urusan dunia yang dilakukan di masjid. Pembicaraan seperti itu tidaklah haram selama tidak mengganggu orang yang sedang shalat atau tengah membaca Al-Qur’an. Karena dalam hadits tsabit yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi disebutkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam di suatu malam berada di masjid bersama beberapa orang sahabatnya. Pada saat itu para sahabat saling bercerita tentang apa yang terjadi di masa jahiliyah mengenai keadaan beberapa orang serta perbuatan-perbuatan mereka. Mereka saling tertawa dan Rasulullah hanya tersenyum melihat hal itu. Obrolan yang diharamkan di masjid adalah obrolan yang juga diharamkan di luar masjid, seperti ghibah, yaitu membicarakan keburukan orang, dan lainnya. Adapun perkataan sebagian kalangan yang menyatakan bahwa الكَلاَمُ في الْمَسْجِدِ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْـحَطَبَ “Berbicara di masjid akan menghapus kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar,” maka pernyataan ini adalah hadits palsu yang tidak bisa dijadikan pedoman. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Di antara adab yang harus kita indahkan ketika kita berada di dalam masjid adalah tidak mengganggu orang-orang yang sedang mengerjakan shalat atau membaca Al-Qur’an di dalam masjid. Al Baihaqi dalam kitab as-Sunan al Kubra dan lainnya meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sedang beri’tikaf di masjid, lalu beliau mendengar orang-orang membaca Al-Qur’an dengan suara yang keras. Nabi kemudian bersabda أَلَا إِنَّ كُلَّكُم يُنَاجِي رَبَّهُ فَلَا يُؤْذِيَنَّ بَعْضُكمُ بَعْضًا وَلَا يَرْفَعَنَّ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي القِرَاءَةِ فِي الصَّلاَةِ Maknanya “Sungguh, masing-masing dari kalian sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah kalian saling menyakiti satu sama lain, dan janganlah masing-masing kalian mengeraskan bacaannya saat shalat sehingga mengganggu orang lain yang sedang shalat” Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Janganlah kita menyakiti saudara-saudara kita di masjid dengan bau-bauan yang tidak enak dan mengganggu, terlebih di hari Jumat. Oleh karenanya, hendaklah kita mandi sunnah Jumat sebelum berangkat menuju masjid, sebab hal ini merupakan sunnah muakkadah sunnah yang ditekankan. Marilah kita gunakan pakaian yang berwarna putih ketika menghadiri shalat Jumat, memotong kuku dan memakai wewangian. Sebelum pergi ke masjid hindarilah memakan bawang putih dan bawang merah karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda مَنْ أَكَلَ البَصَلَ وَالثُّوْمَ وَالْكَرَّاثَ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا، فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ بَنُو ءَادَمَ رواه مسلم Maknanya “Barangsiapa yang memakan bawang merah, bawang putih atau bawang pre, maka janganlah memasuki masjidku, karena sesungguhnya malaikat terganggu oleh sesuatu yang manusia terganggu dengannya” HR Muslim. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Marilah kita bersegera menuju masjid lebih awal pada hari Jumat, karena pahala akan semakin bertambah besar dengan semakin awalnya kita pergi ke masjid di hari Jumat. Jika kita masuk masjid dan ternyata imam sedang berkhutbah, hendaklah kita melakukan shalat sunnah dua rakaat dengan cepat sebelum duduk, lalu kita duduk dengan tenang dan tidak berbicara kepada siapa pun karena berbicara saat imam sedang berkhuthbah adalah perkara yang dilarang. Mari kita dengar dan simak dengan seksama apa yang disampakan khatib. Apabila khutbah Jumat telah usai dan imam turun dari atas mimbar serta iqamah dikumandangkan, maka marilah kita memulai shalat dengan penuh khusyu’ dan anggaplah bahwa kita tengah berada dalam shalat terakhir yang bisa kita kerjakan. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Adab selanjutnya, ketika kita hendak keluar dari masjid, kita baca doa keluar masjid بِسْمِ اللهِ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، اَللّٰهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ فَضْلِكَ “Dengan nama Allah, ya Allah berikanlah tambahan keagungan kepada Nabi Muhammad dan bukalah untukku pintu-pintu anugerah-Mu.” Hadirin rahimakumullah, Demikian khutbah yang singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Biro Peribadatan & Hukum, Dewan Masjid Indonesia Kab. Mojokerto
1 Niat Niat dalam menuntut ilmu adalah untuk mencari ridha Allah, dan hendaknya diiringi dengan hati yang ikhlas benar-benar karena Allah. 2. Bersungguh-sungguh Dalam menuntut ilmu haruslah bersungguh-sungguh dan tidak pernah berhenti, seperti kata pepatah arab manjjada wajada (siapa sungguh-sungguh pasti dapat). 3. Terus-menerus
Berikut adalah Kultum singkat tentang akhlak yang disampaikan di Masjid Universitas Darussalam Gontor “Berislam tingkat akhlak atau ihsan? Berislam tingkat akhlak atau ihsan adalah tingkatan islam yg paling tinggi di antara berislam tingkat syariah dan berislam tingkat aqidah”, tegas Dr. Hamid Fahmy Zarkasy. الإ حسان هو أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك “Ihsan yaitu kamu beribadah kepada Allah seakan kamu melihatnya dan apabila kamu tidak melihatnya sesungguh nya Allah melihatmu” “Tetapi berislam tingkat ini terkadang masih banyak disalahkan oleh orang yang berislam dengan jalan tarikat, bertarikat itu berdzikir sebanyak-banyaknya kepada Allah dan beribadah sebanyak-banyaknya kepada Allah. Hingga suatu saat ia tidak melakukannya lagi karna iya merasa sudah menyatu dengan Allah, ini adalah salah satu pemahaman sesaat apabila tidak dibimbing karena iya merasa sudah memperoleh kemampuan seperti karomah”, jelasnya. Didalam al-qur’an ada sekitar 186 ayat yang menyebut kata ihsan dan ternyata ihsan ini perbuatan yang tidak dapat dilihat. Jadi perbuatan yang kita perbuat apakah ini di maqom ihsan atau tidak kita tidak tahu karena itu ada di dalam hati kita, malaikat pun tidak tahu bagaimana suasana hati seorang mu’min, yang tau hanya Allah karena Allah yang membolak-balikan hati seseorang. Apakah dia beriman atau tidak, apakah dia bermaksiat atau tidak, apakah dia ikhlas atau tidak, di dalam surat an-nisa ayat 23 وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانً Berbuat baik kepada orang tua atau berbuat jahat padanya tidak ada yang tau hanya Allah yang tau, oleh karna itu ihsan kepada orang tau harus di lengkapi dengan البر yaitu perbuatan baik seperti selesai melakukan ibadah haji, hajinya haji mabrur haji yang mendapatkan kebaikan-kebaikan Didalam al-qur’an tercatat bahwa ihsan ada sekitar 22 macam perbuatan diantaranya adalah berihsan kepada orang tua, berihsan kepada tetangga, berihsan kepada orang yatim, berihsan kepada teman dan masih banyak lagi jadi mencakup dengan seluruh aspek kehidupan. Tetapi ada orang yang berbuat ihsan kepada setiap orang tetapi dia tidak baik kepada diri sendiri itu di sebut orang yumanis atau orang islam yang so yumanis dia tidak sholat dan tidak berbuat maksiat dia selalu berbuat baik kepada setiap orang tidak pernah berbuat jahat itu sama saja dzholim kepada diri sendiri dan baik kepada orang lain, itu bagi Allah tidak ada gunanya seperti kalian membayar zakat tetapi tidak sholat itu zakat kalian tidak ada apa-apanya maka ihsan bukan berarti sekedar perbuatan baik. Tingkatan perbuatan baik ada tingkatannya Berbuat baik kepada diri sendiriBerbuat baik kepada orang lainBerbuat baik kepada Allah Perbuatan baik kepada diri sendiri penting kepada Allah juga penting tapi yang paling baik perbuatan baik kepada orang lain karena buktinya kalian cinta kepada Allah adalah berbuat baik kepada orang lain maka perkataan seorang sufi Hasan Al-basri berkata aku lebih suka memenuhi hajat sodaraku dari pada I’tikaf setahun lamanya berarti membantu orang lain pahalanya lebih tinggi dari pada I’tikaf, itu hanya satu contoh belum lagi berkata baik kepada sodaranya berbaik sangka kepada sodaranya Maka disini Al-Ustadz Dr Hamid Fahmy Zarkasy ingin mengkholasohnya Tingkat ibadah kepada Allah ada 3, Ali bin Abi Tholib berkata tingkat ibadah yang pertama adalah tingkat ibadah nya orang-orang pedagang karna pedagang ini kalo tidak untung rugi maka iya masih mengitung untung rugi nya, dia hitung pahala-pahala yang besar saja orang-orang seperti ini di sebut al-ibad atau hamba. Kedua adalah ibadahnya seorang ahli ibadah dia menghamba kepada Allah sebagaimana seorang budak pasrah kepada pemilik nya seorang budak yang tidak bisa berbuat apa-apa kecuali yang diperintah tuannya, apa yang di cari oleh orang” ini yaitu dia mencari ridhonya allah, apa yang Allah ridhoi iya kerjakan dan apa yang di larang iya tinggalkan, jangan kan yang di larang yang syubhat aja dia tinggalkan. Ketiga ibadatul arifin yang dia inginkan adalah ma’rifatullah mengenal Allah. mengenal Allah itu engkau memahami apa yang menjadi irodatullah dan Allah memahami yang menjadi ridho Allah. Mengenal Allah adalah tingkatan yang tertinggi orang yang seperti ini dia sudah tidak perlu berdoa karna Allah sudah tau apa yang ada di dalam hatinya dan orang yang seperti ini dia tidak berani meminta kepada Allah karna iya merasa bahwa dirinya hina apalah hak saya meminta sesuatu orang yang fakir ini, keikhlasan orang-orang seperti ini tidak perlu di tanyakan. Al-Muhibbin hidup itu adalah untuk mencintai Allah seperti hadist ini أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْت Dia tidak sholat tahajud, tidak puasa senin kamis tapi ketika ditanya oleh Rassululloh SAW. “Apa yang kamu miliki?”, dia hanya menjawab, “Saya mencintai Allah dan RasulNya”. Berarti kalau tingkat kamu cinta kepada Allah dan RasulNya sholat sedikit banyak amal nya tetapi semua karna Allah ta’ala, hati-hati sholat nya banyak puasanya banyak tapi amal di luar itu tidak ihsan tingkatannya itu seperti saja anda masih berfikir seperti ibadah seorang pedagang. Jadi mari kita awali membiasakan diri beribadah kepada Allah dengan ibadah yang tingkat setinggi-tingginya agar kita meningkat kan keimanan kita setiap hari. Yang dicari bukan pahala meskipun kita yakin akan diberikan pahala oleh Allah, akan tetapi yang kita cari adalah taqorrub kepada Allah. اللهم إني أسألك حبك وحب من يحبك، وحب كل عمل يقربني إلى حبك Apabila kita dicintai oleh Allah hidup di dunia maka anda tidak perlu khawatir maka dari itu kita harus mencitai Allah. Ini adalah tingakatan-tingkatan bagaimana kita berislam, maka islam adalah amal di dalam qur’an di sebut الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ Jadi berihsan seperti ini, kalau dia berkata dia tidak berkata yang buruk, kalo dia berbuat dia tidak pernah berbuat yang dilarang, kalo dia melakukan sesuatu dia berniat untuk mencari ridho tuhan, dan cintanya cinta kepada Allah SWT. Kultum singkat tentang Akhlak ini disampaikan oleh Dr Hamid Fahmy Zarkasyi, Wakil Rektor I Universitas Darussalam Gontor ِArtikel Terkait Kultum Semoga Kultum Singkat tentang Akhlak ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiiin.Seorang duduk disebelah kanan,dan yang lain duduk disebelah ucapanpun yang diucapkan melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir" (QS Qaaf:17-18). 2. Harus hati-hati dalam berbicara Berusahalah mengontrol lidah hanya untuk mengucapkan perkataan yang bernilai positif dan tidak menyinggung atau menyakiti.Ilustrasi adab berbicara. Foto PixabayDalam agama Islam, segala perbuatan sudah diatur dengan baik dan jelas dalam Alquran maupun hadits, termasuk memerhatikan adab ketika berbicara. Sebab, memiliki adab yang baik merupakan salah satu ciri seorang Muslim beriman yang telah diajarkan oleh Rasulullah buku Pendidikan Adab dan Karakter terbitan Guepedia, adab yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW merupakan hasil dari wahyu dan didikan Allah SWT secara langsung. Di mana itu terjadi di tengah-tengah interaksi beliau dengan manusia dan alam memiliki adab yang baik adalah untuk membentuk dan menghasilkan pribadi-pribadi yang beradab. Baik itu terhadap Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, dan sesama makhluk sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran serta Berbicara dalam IslamIlustrasi adab berbicara. Foto PixabayBerikut ini adalah beberapa adab berbicara yang harus diperhatikan oleh umat Islam. Rangkuman adab-adab ini disadur melalui buku Ringkasan Kitab Adab yang ditulis Fuad bin Abdul Aziz Menjaga lisanPoin penting yang harus diperhatikan oleh seorang Muslim adalah menjaga lisannya dengan penuh perhatian. Ia harus mampu menjauhkan lisannya dari perkataan yang bathil, dusta, ghibah, namimah, perkataan kotor, dan segala yang diharamkan oleh Allah SWT dan SAW telah memberitakan hal itu dengan sabdanya berikut ini“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kalimat yang dia tidak pikirkan dahulu, Dia akan menggelincirkan ke dalam neraka lebih jauh dari apa-apa di antara timur.” HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad2. Berkatalah yang baik atau diamBerkata yang baik atau diam merupakan salah satu adab berbicara yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Karenanya, umat Islam diperintahkan untuk memperhatikan segala ucapannya, seperti berpikir dahulu sebelum apabila bermanfaat bagi orang lain, katakanlah. Tapi jika apa yang akan diucapkan itu tidak bertujuan dan akan merugikan orang lain, lebih baik diam. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda“Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka janganlah dia menyakiti tetangganya. Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka muliakanlah tamunya. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah.” HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad3. Sedikit berbicara dalam setiap perkataanAda beberapa hadits yang menganjurkan untuk sedikit berbicara kecuali dibutuhkan dan ditanya. Sebab, terlalu banyak berbicara merupakan salah satu penyebab jatuhnya seseorang ke dalam karena itu, Islam menganjurkan umat Muslim untuk sedikit berbicara, apalagi untuk hal-hal yang lebih banyak mudharatnya. Al-Mughirah bin Syu’bah RA meriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda“Sesungguhnya Allah mengharamkan kalian dari durhaka kepada orangtua, mengharamkan bakhil dan rakus, memakruhkan katanya dan katanya isu, banyak bertanya, dan mengamburkan harta.” HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ad-Darimi4. Menjauhkan terhadap perkataan dustaDusta adalah memberitakan sesuatu yang berbeda dengan kenyataan. Tentunya hal ini dilarang oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Sebab, dusta akan membawa seseorang kedalam dosa dan neraka. Seperti yang dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW pada hadits berikut ini“Sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebaikan dan kebaikan itu menunjukkan kepada surga, dan sesungguhnya seorang lelaki yang berkata jujur hingga di sisi Allah menjadi orang yang shidiq. Dan sesungguhnya dusta itu membawa seseorang kepada dosa, dan dosa itu membawa kepada neraka. Dan seorang lelaki yang berdusta hingga tercatat di sisi Allah sebagai pendusta.” HR. Al-Bukhari, Muslim, dan AhmadIlustrasi adab berbicara. Foto Pixabay5. Dilarang berkata kotorRasulullah SAW melarang umat Muslim berkata yang tidak baik seperti mengutuk, perkataan kotor, dan ucapan-ucapan bathil lainnya. Seorang Muslim harus senantiasa bebicara dengan tata cara yang baik, lemah lembut, dan penuh dengan Mas’ud meriwayatkan, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “Bukanlah seorang Mukmin yang sempurna, yang suka mencaci, mengutuk, berbuat, dan berkata kotor.” HR. Al-Bukhari, Ahmad, dan At-Tirmidzi6. Jangan senang berdebat meski benarKecenderungan orang yang suka berdebat adalah mengomentari setiap perkataan orang lain dari sisi lemah atau salahnya. Komentar tersebut biasanya berupa celaan dan kritikan yang dapat mengundang pertikaian. Seseorang yang senang berdebat akan terjerumus ke dalam dosa dan seorang Muslim sebaiknya menghindari banyak berdebat dengan orang lain walaupun ia benar. Dari Abu Umamah RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda“Aku akan menjamin sebuah istana di sekitar surga bai orang yang meninggalkan perdebatan meskipun dia benar. Dan aku menjamin sebuah istana di tengah-tengah surga bagi orang yang tidak berdusta meskipun bercanda. Dan aku menjamin istana di atas surga bagi orang yang berakhlak mulia.” HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah7. Larangan membuat pendengar tertawa dengan sesuatu yang dustaBanyak orang yang dengan sengaja berbohong dan mengada-ada agar pendengarnya tertawa. Jelas ini adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam. Bahkan Rasullah SAW menjelaskan dalam sabdanya bahwa celakalah bagi seseorang yang berbicara untuk membuat sekelompok orang tertawa dengan suatu bin Haidah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Celakalah bagi seseorang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat sekelompok orang tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” HR. Abu Dawud, Ahmad, dan TirmidziKultumSingkat Tentang Kejujuran 5 - Orang Yang Dusta Dikatakan Orang Yang Jujur Pencarian Kultum Singkat Tentang Kejujuran Beserta Dalilnya Kultum Singkat Tentang Kejujuran 1 - Anak dan Kejujuran Kejujuran sangat kental dengan adab berbicara.Di era digital, media sosial sudah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Beragam kemudahan yang tersedia di media sosial menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk terus menggunakannya sebagai sarana komunikasi dan berbagi informasi. Namun, kebebasan dalam bermedia sosial terkadang tidak dibarengi dengan etika yang apik dalam penggunaannya, sehingga lebih banyak menimbulkan mudharat daripada manfaatnya. Untuk itu ada beberapa rambu yang harus dipahami yang mencirikan kita sebagai muslim yang berakhlak. Kebebasan dalam bermedsos ria tak jarang menimbulkan berbagai problematika di tengah masyarakat. Tak jarang informasi yang beredar tidak dapat dipertanggungjawabkan dengan adanya hoaks, fitnah, ghibah, namimah, gosip, fitnah, pemutarbalikan fakta, ujaran kebencian, permusuhan, kesimpangsiuran, informasi palsu, dan hal terlarang lainnya yang menyebabkan disharmonisasi sosial. Adab pertama yang harus diperhatikan seorang muslim dalam bermedia sosial adalah Muraqabah merasa selalu diawasi Allah. Apapun yang kita sebarluaskan di media sosial, termasuk niat dibalik postingan tersebut harus disadari bahwa Allah Maha Mengetahui. Dengan selalu merasa diawasi Allah kita hanya akan menggunakan media sosial untuk hal-hal yang membawa maslahat. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman اِنْ تُبْدُوْا شَيْـًٔا اَوْ تُخْفُوْهُ فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا Artinya “Jika kamu menampakkan sesuatu atau menyembunyikannya, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” QS. Al-Ahzab 54. Dalam hal ini, Majelis Ulama Indonesia MUI dalam fatwanya Nomor 24 Tahun 2017 menyampaikan tentang hukum dan pedoman bermuamalah melalui media sosial. Fatwa ini mengatur tentang hubungan sosial sesama manusia mulai dari mengirim pesan di media sosial hingga cara memastikan kebenaran informasi yang beredar. Seorang muslim harus senantiasa meningkatkan keimanan, mempererat persaudaraan, mengokohkan kerukunan, dan tidak mengajak kepada hal-hal yang maksiat. Penting bagi seorang Muslim untuk melakukan tabayyun klarifikasi ketika mendapatkan informasi yang belum tentu kebenarannya. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Hujurat 6 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ Artinya “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.“ Seorang Muslim dalam menyampaikan informasi harus dengan benar. Islam mengajarkan opini yang jujur dan didasarkan pada bukti dan fakta serta diungkapkan dengan tulus. Tidak menyebarkan informasi yang belum diketahui kebenarannya di media sosial. Istilah ini disebut qaul zur yang berarti perkataan buruk atau kesaksian palsu. Firman Allah SWT pada Al-Hajj 30 ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ حُرُمٰتِ اللّٰهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ عِنْدَ رَبِّهٖۗ وَاُحِلَّتْ لَكُمُ الْاَنْعَامُ اِلَّا مَا يُتْلٰى عَلَيْكُمْ فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْاَوْثَانِ وَاجْتَنِبُوْا قَوْلَ الزُّوْرِ ۙ Artinya “Demikianlah perintah Allah. Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.” Perintah untuk amar ma’ruf nahi munkar idealnya juga dipedomani seorang Muslim dalam bermedsos. Sudah saatnya media sosial harus dipergunakan untuk mengajak kepada kebaikan, menyalurkan konten positif melalui berbagai platform yang saat ini banyak digemari masyarakat. Sosial media seperti Youtube, Tiktok, Twitter, Facebook, Instagram, dsb merupakan media yang tepat dan mudah untuk menyebarluaskan kebaikan yang bertanggungjawab. Dan kita harus menjadi orang-orang yang masuk dalam golongan amar ma'ruf nahi munkar. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ali Imran 104 وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ Artinya “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” Semoga, di tengah arus globalisasi dan gencarnya informasi yang tiada henti setiap detiknya saat ini, kita semakin bijaksana dan arif dalam bermedsos ria. Akhlak yang mencerminkan pribadi Muslim harus terus dipedomani sehingga berbagai fasilitas dan kemudahan zaman dapat membawa maslahat untuk umat dan bangsa. Wallahu a'lam bis shawab. Nurul Badruttamam, Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU
Berbicarasoal guru, maka yang terbesit di benak saya adalah sosok yang sungguh luar biasa. Para ulama telah menjelaskan tentang adab bertanya ini. Teks pidato bahasa sunda tentang guru jumat 02 juli 2021 tambah komentar edit pidato dalam bahasa sunda juga bertujuan untuk menyampaikan suatu gagasan. 11 adab guru menurut imam al ghazali.
Klik tombol Play untuk mendengarkan artikel – Berikut 3 kultum singkat tentang adab dalam Islam yang dapat menyentuh hati dan memberikan hidayah. Dalam menjalani kehidupan, manusia tidak bisa bersikap semau-maunya. Ada tata krama yang harus diperhatikan saat melakukan segala sesuatu. Adab memiliki arti kesopanan, keramahan, dan kehalusan budi pekerti. Adab erat kaitannya dengan akhlak atau perilaku terpuji. Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun berdasarkan aturan agama. Norma tentang adab seringkali digunakan dalam pergaulan yang terjadi antar manusia, antar tetangga, dan antar kaum. Baca Juga 3 Contoh Ceramah Tentang Malam Lailatul Qadar, Singkat Tapi Menggetarkan Hati Makna adab juga dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan at Tirmidzi. Nabi Muhammad SAW bersabda "Jika seseorang mendidik anaknya menjadikan anaknya beradab maka itu lebih baik baginya daripada bersedekah setiap harinya setengah sha." HR. at-Tirmidzi Oleh sebab itu, guna mengingatkan kembali akan pentingnya adab dalam menjalani kehidupan, berikut 3 kultum singkat tentang adab dalam Islam. Contoh 1 Kebebasan dalam bermedsos ria tak jarang menimbulkan berbagai problematika di tengah masyarakat. Tak jarang informasi yang beredar tidak dapat dipertanggungjawabkan dengan adanya hoaks, fitnah, ghibah, namimah, gosip, fitnah, pemutarbalikan fakta, ujaran kebencian, permusuhan, kesimpangsiuran, informasi palsu, dan hal terlarang lainnya yang menyebabkan disharmonisasi sosial.Apasaja adab berbicara yang diajarkan Islam sesuai Alquran dan hadis? Hadits Larangan Meminum Khamr dan Hukum Minum Alkohol dalam Al-Qur'an Inilah 15 adab tersebut: 1. Menjaga Lisan Islam melarang perkataan batil, dusta, adu domba, ghibah (menggunjing) dan perkataan keji lainnya. Perkataan buruk itu akan membuat Allah murka.
Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah. Umat Islam berlomba-lomba berbuat kebaikan pada bulan Ramadan. Salah satunya adalah saling mengingatkan kebaikan kepada sesama hal ini disampaikan melalui kultum yang inspiratif. Salah satu topik yang dapat diangkat adalah tentang adab bercanda yang biasa disepelekan oleh berinteraksi dengan orang lain, ada kalanya seseorang menyelipkan candaan. Sebab, bercanda merupakan cara yang efektif untuk mencairkan suasana dan menjalin keakraban. Akan tetapi, ada beberapa adab yang perlu diterapkan dalam bercanda. Agar mengetahui lebih lanjut, simak contoh kultum singkat tentang adab bercanda berikut ini!1. Contoh kultum singkat tentang adab bercandailustrasi bercanda dengan teman BurtonAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhSegala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat kepada kita semua terutama nikmat iman dan dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda alam nabi besar nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah. Izinkan saya berbicara sedikit tentang adab bercanda dalam sudah menjadi bagian dari keseharian kita, sebagai pelipur lara, di kala seharian sudah bekerja penuh. Bercanda juga menjadi metode kita untuk mengakrabkan diri kepada saudara kita yang lainnya. Namun, jika kita ingin melakukannya, maka harus memperhatikan beberapa hal yang penting dalam Meluruskan TujuanBiasanya bercanda dilakukan untuk menghilangkan kepenatan, kebosanan dan rasa lesu, serta menyegarkan suasana dengan candaan yang diperbolehkan. Sehingga kita dapat memperoleh gairah baru dalam melakukan hal-hal yang Jangan Melewati BatasSebagian orang sering membuat lelucon yang terlalu jauh hingga melanggar norma-norma. Dia mempunyai maksud buruk dalam bercanda, sehingga bisa menjatuhkan wibawa dan martabatnya di hadapan manusia. Orang-orang akan memandangnya rendah, karena ia telah menjatuhkan martabatnya sendiri dan tidak menjaga wibawanya. Terlalu banyak bercanda akan menjatuhkan wibawa Jangan Bercanda Dengan Orang Yang Tidak Suka BercandaTerkadang ada orang yang bercanda dengan seseorang yang tidak suka bercanda, atau tidak suka dengan candaan orang tersebut. Hal itu akan menimbulkan akibat buruk. Oleh karena itu, lihatlah dengan siapa kita hendak bercanda. Selain itu, jaga tutur kata dan berpikir kembali jika ingin Jangan Bercanda Dalam Perkara-Perkara Yang SeriusAda beberapa keadaan yang tidak sepatutnya bagi kita untuk bercanda. Misalnya dalam majelis penguasa, majelis ilmu, majelis hakim, ketika memberikan persaksian, dan lain sebagainya. Hindari perkara-perkara yang dilarang Allah swt saat bercanda. Tidak boleh bercanda atau bersenda gurau dalam perkara yang dilarang oleh Allah ceramah tentang adab bercanda ini saya sampaikan. Semoga dapat bermanfaat dan bisa dipetik pelajaran bagi kita semua. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Baca Juga 3 Kultum Singkat tentang Waktu Sebagai Pengingat agar Disiplin 2. Contoh kultum singkat tentang hukum bercanda dalam islamilustrasi kumpul dengan bos Production Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhSegala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat kepada kita semua terutama nikmat iman dan dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda alam nabi besar nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah. Izinkan saya berbicara sedikit tentang hukum bercanda dalam sekalian, hukum dasar bercanda bergurau, senda-gurau, humor, melawak adalah mubah atau boleh Imam An-Nawawi, Al-Adzkar. Bahkan, Nabi Muhammad juga bercanda. Dari Abu Hurairah, bahwa para sahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah, sesungguhnya Anda telah mencandai kami.”Rasulullah SAW menjawab, “Sesungguhnya tidaklah aku berbicara kecuali yang benar.” HR. Tirmidzi.Hukum bercanda itu diperbolehkan selama aturan-aturan dalam syariat Islam tetap dipatuhi. Namun, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam bercanda, yaitu materi canda tidak berisi olok-olok atau mempermainkan ajaran Islam, tidak boleh menyakiti perasaan orang lain, tidak mengandung kebohongan, tidak mengandung ghibah menggunjing, tidak cabul, dan tidak melampaui batas, yakni tidak membuat melalaikan kewajiban dan tidak menjerumuskan pada yang hukum dasar bercanda itu sederhana, tetapi Nabi Muhammad mengecam orang yang bercanda berlebihan dengan maksud membuat orang lain tertawa. “Dari Bahz bin Hakim, bahwa bapaknya telah bercerita kepadanya dari kakeknya, ia berkata, aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam bersabda, “Celakalah bagi orang yang berbicara dengan satu pembicaraan agar menjadikan tertawanya kaum, maka ia berdusta, celakalah baginya, celakalah baginya.” HR At-Tirmidzi, hadis hasan.Sekian ceramah tentang hukum bercanda dalam Islam ini saya sampaikan. Semoga dapat bermanfaat dan bisa dipetik pelajaran bagi kita semua. Wassalamualaikum Warahmatullahi Contoh kultum singkat tentang adab bercanda saat salatilustrasi sholat TarazevichAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhSegala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat kepada kita semua terutama nikmat iman dan dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda alam nabi besar nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah. Izinkan saya berbicara sedikit tentang bercanda ketika ini, mulai marak video yang menjadikan salat sebagai bahan bercanda untuk membuat konten lucu di media sosial. Padahal, salat merupakan tiang agama dan merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim. Apabila tiangnya agama saja sudah dibercandakan, bagaimana dengan ketakwaannya?Hadirin yang saya hormati, salat merupakan cara komunikasi kita dengan Allah SWT. Ketika salat, tidak ada sekat yang membatasi seseorang untuk berbincang dengan Allah SWT. Oleh karena itu, kita dilarang untuk bermain-main dan bercanda ketika salat. Hal ini juga sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hajar dalam kitab Tuhfatul Muhtaj berikut “Dianjurkan khusyuk dalam seluruh shalatnya baik dengan hati, dengan gambaran tidak terbesit dalam hatinya selain apa yang sedang ia lakukan shalat meskipun urusan akhirat, maupun dengan anggota badan, sekiranya tidak bermain-main dengan anggota badannya.”Selain itu, bahkan jika bercanda dalam shalat hingga bergerak sampai tiga kali, atau berbicara, atau tertawa, maka shalat kita batal. Kita wajib mengulangi shalat jika kita bercanda sampai bergerak tiga kali, atau berbicara, atau tertawa dalam shalat. Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda “Sesungguhnya shalat ini tidak pantas di dalamnya terdapat percakapan manusia. Karena dalam shalat hanya terdapat bacaan tasbih, takbir dan ayat Al-Quran.” Demikianlah ceramah singkat yang bisa saya sampaikan pada hari ini. Semoga kita semua dapat melakukan salat dengan sungguh-sungguh dan khusyuk. Wassalamualaikum Warahmatullahi itulah contoh kultum singkat tentang adab bercanda yang dapat kamu sampaikan kepada orang lain pada bulan Ramadan. Bercanda dan saling berbagi lelucon boleh, tetapi harus diperhatikan konteks dan tujuannya. Oleh Shobihatunnisa Akmalia Baca Juga 5 Manfaat Hebat Kultum Saat Istirahat Kerja, Bikin Kuat Puasa
AlMukminun : 1-3) Hadirin rohimakumulloh Di antara adab berbicara yang dituntunkan Rasulullah SAW adalah berbicara sesuai kebutuhan atau seperlunya, tidak berlebihan. Kita diperintahkan untuk berbicara hanya yang baik. Beliau melarang kita banyak bicara dengan pembicaraan yang tidak terkait dengan dzikir kepada Allah.
Sumber gambar Berbicara soal adab memang tidak ada habisnya. Karena ia adalah sesuatu yang sangat erat, dan dekat dengan manusia. Bahkan mungkin, tiap detiknya kita selalu terkait dengan hal tersebut. Mengingat pentingnya adab, maka tidak ada salahnya untuk menyampaikan kultum tentang adab. Dan salah satu adab yang paling menarik untuk dibahas adalah adab berbicara. Nah, berikut adalah contoh kultum tentang adab berbicara yang bisa anda coba. Kultum tentang Adab Berbicara ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُإِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُAlhamdulillah. Bersyukur kita atas segala rahmat yang telah Allah berikan kepada kita tiada henti. Dan semoga kita senantiasa menjadi hamba Nya yang senantiasa bersyukur, atas apapun yang telah Allah berikan. Termasuk hal-hal sulit pastinya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan alam, Rasulullah Muhammad, yang berjuang demi tegaknya kalimat la ilaha illallah, masyaallah. Hadirin yang semoga senantiasa dalam lindungan Nya.......Islam merupakan agama yang kamil. Yang mana, semua bagian dari hidup kita diatur dengan sangat rinci. Sehingga, tidak ada yang namanya tidak punya arah dan tujuan. Bahkan, semuanya telah diatur secara baik dan tepat, mulai dari kita bangun tidur hingga tertidur kembali. Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin yang ajarannya memberikan kedamaian kepada semua umat. Yang di dalamnya terdapat adab-adab yang meski dijalankan oleh setiap pemeluknya. Nah, salah satu adab yang mungkin kerap terlewatkan oleh kita adalah adab berbicara. Ya, meskipun terkesan sederhana atau bahkan sepele, sebagai umat Islam juga akan lebih baik jika kita tahu bagaimana sebenarnya adab berbicara di dalam Islam? Adapun salah satu adab berbicara yang dicontohkan oleh Rasulullah adalah dengan berbicara secara tenang, tidak terlalu cepat. Mengapa demikian? Ternyata, tatkala kita berbicara dengan tempo yang cepat, dapat membuat lawan bicara kita merasa kesulitan dalam memahami apa makna pembicaraan yang dilakukan. Namun tatkala kita berbicara dengan tenang, tidak terlalu cepat, justru akan membuat orang yang mendengarkan lebih mudah memahami maksud yang kita sampaikan. MasyaAllah. Tentu saja, adab ini adalah adab yang sangat mulia, sebab kita berusaha memberikan yang terbaik terhadap orang orang yang ada di sekeliling kita. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibunda Aisyah, beliau mengatakan أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانَ يُحَدِّثُ حَدِيثًا لَوْ عَدَّهُ العَادُّ لَأَحْصَاهُ“Sesungguhnya yang menjadi kebiasaan Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika berbicara adalah jika seandainya ada orang yang menghitungnya, niscaya dia akan mampu menghitungnya.” HR. Bukhari no. 3567 dan Muslim no. 2493Dan di dalam hadist yang lain juga disebutkan إِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَكُنْ يَسْرُدُ الْحَدِيثَ كَسَرْدِكُمْ“Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidaklah berbicara dengan cepat nyerocos seperti kalian.” HR. Muslim no. 2493Melihat cara berbicara Rasulullah yang demikian, tentu kita bisa berkaca kepada adab berbicara yang selama ini kita lakukan atau terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan tidak bisa dipungkiri bahwasanya nggak sedikit di antara kita yang justru mempunyai karakter berbicara yang terkesan cepat, atau terburu-buru. Meski sebenarnya tidak ada yang harus dikejar. Iya kan? Jika ternyata berbicara dengan cepat, terburu buru sudah menjadi kebiasaan kita, maka sudah waktunya kita berbenah saudaraku. Kemudian adab berbicara selanjutnya adalah berbicara yang baik-baik saja. yakni kita dilarang mengatakan sesuatu yang buruk, sebagaimana hadits Rasullah berikutمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ رواه البخاريArtinya "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau hendaklah ia diam" HR. Bukhari.kemudian adab berbicara selanjutnya adalah hendaknya kita tidak berbicara secara diam-diam berbisik-bisik antara dua orang dan meninggalkan orang yang ketiga. Hal itu sebagaimana sabda hadits Rasulullah berikutوَعَنِ ابنِ عُمَر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِِذََا كَانُوا ثَلَاثَةٌ فَلَايَتَنَاجَى اثْنَانِ دُونَ الثَّالِث". متفق عليه. Artinya "dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda "Apabila berkumpul tiga orang maka janganlah dua orang di atara mereka itu berbisik-bisik tanpa menyertakan orang ke tiga". Muttafaq alaihiJadi jika sedang bertiga dengan teman-teman, maka janganlah kita berbisik-bisik dua orang dan meninggalkan teman yang lain, karena itu menimbulkan prasangka buruk, dan bisa membuatnya yang dirahmati Allah..........Setelah mengetahui adab-adab berbicara diatas, kita harus menerapkan dalam kehidupan sehari hari. Mengapa demikian? Ya tentu saja agar membuat orang lain, atau lawan bicara kita bisa memahami maksud yang ingin kita sampaikan. Mereka bisa mengambil pelajaran dari obrolan yang dilakukan, dan mengambil pelajaran dari apa yang mereka dengar. Jangan sampai nih, kita menyampaikan sesuatu yang sangat bermanfaat sebenarnya, namun ternyata karena tempo bicara kita yang terlalu cepat justru membuat pesan tersebut tidak tersampaikan, sebab tidak terdengar dan tertangkap baik oleh orang yang mendengarkannya. Selain itu agar tidak terjadi perselisihan diantara kita disebabkan perkataan kita yang buruk atau karena prasangka buruk yang timbul karena pembicaraan yang diam-diam bisik-bisik diantara kita. Maka dari itu, marilah sama sama kita mulai perbaiki adab berbicara kita. Kepada siapapun itu. Demikian kultum tentang adab berbicara kali ini, semoga bermanfaat. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Diantaraadab-adab dalam berbicara dan berkomunikasi yang perlu kita perhatikan serta hendaknya kita mengajarkannya kepada anak-anak kita adalah sebagai berikut; 1. Merendahkan suara saat berbicara Hukum asal dalam berbicara hendaknya dengan suara rendah tanpa meninggikan suara kecuali jika dibutuhkan.- Kultum atau ceramah singkat dilaksanakan oleh katib dan hanya ada pada bulan suci Ramadhan. Tahun ini Ramadhan telah ditetapkan jatuh pada Minggu 3 April 2022. Materi ceramah singkat atau kultum yang dapat disampaikan yaitu bertemakan tentang adab berbeda pendapat dengan orang lain. Adab merupakan sebuah akhlak mulia, norma, aturan tentang sopan santun serta tingkah laku yang dilakukan seseorang berdasarkan aturan yang berlaku. Baca Juga Kultum Ramadhan Singkat Tahun 2022 tentang Seruan Menuju Islam Lalu, bagaimana adab berbeda pendapat tersebut? Inilah penjelasan lengkap yang disertai dengan hadits dan ayat Al-Quran, sebagaimana dilansir dari Laman seruanmasjid. Sesama kaum Muslim dilarang untuk berbeda pendapat dan terpecah belah dalam berbagai firqah kelompok-kelompok. Allah Swt berfirman وَلاَ تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ Janganlah kalian menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. TQS. Ali Imran [3] 105 Editor Sigit Wibisono Tags Terkini
Disarikandari berbagai sumber, berikut beberapa adab berkomunikasi sesuai tuntunan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. 1. Jangan terlalu berceloteh. Berhati-hatilah dari terlalu banyak berceloteh dan terlalu banyak berbicara. Jadikan ucapan yang disampaikan menjadi perkataan yang ringkas, jelas yang tidak bertele-tele yang dengannya akan
Kultum Ramadhan 2023 kali ini akan membahas tentang adab berbicara dalam ajaran Islam. Perlu diketahui bahwa adab memiliki level yang lebih tinggi dibandingkan ilmu. Orang beradab adalah mereka yang berilmu, tapi orang berilmu belum tentu mereka yang beradab. Oleh karena itu, kita harus mempelajari perihal adab lebih dalam lagi, agar mampu menerapkan adab terutama ketika berbicara di hadapan orang lain. Inilah kultum singkat tentang adab berbicara dalam ajaran Islam, yang bisa menjadi panduan dan pelajaran, sebagai bahan renungan di bulan yang suci ini. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Kalimat pembuka atau muqaddimah, bisa dipilih sesuai keinginan Hadirin yang dimuliakan Allah SWT Baca Juga Contoh Teks Ceramah Singkat Tentang Ghibah, Mudah Dihafal, Sarat Makna dan Menghibur Manusia adalah makhluk sosial yang mana harus berinteraksi satu sama lain, baik itu melalui tindakan maupun komunikasi. Salah satu alat komunikasi yang paling sering digunakan adalah berbicara. ketika berbicara tentunya kita harus memilih kata dan mengatur kalimat yang tepat, agar tidak memicu kesalahpahaman antar lawan bicara.
ImamNawawi secara lengkap menguraikan adab-adab dalam membaca AL-Quran yang tertulis dalam kitabnya yang berjudul Al-Tibyan. Apa sajakah Adab-adab membaca Al-Quran? 1. Ikhlas dalam membaca dan menghadirkan hati sebagai munajat kepada Allah Swt 2. Membersihkan mulut dengan bersiwak atau yang sejenisnya. 3. Membaca dalam keadaan suci. 4.
Kultum yang mengupas tentang adab merupakan kultum yang sangat penting bagi umat Muslim. Adab yang dimaksud di sini adalah perilaku manusia dalam bermasyarakat, beribadah, dan menuntut ilmu yang baik dan benar sesuai dengan ajaran Islam. Dalam kultum ini, kita akan membahas tentang adab dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari yang harus dijaga oleh setiap Menuntut Ilmu1. Bertawadhu’ dan merendahkan diri di hadapan guru2. Bertanya dengan sopan dan tidak berlebihan3. Menjaga kesopanan dan tata kramaTabel tentang Adab Menuntut IlmuAdab Beribadah1. Fokus dalam beribadah2. Menghormati masjid3. Berdoa dengan khusyukAdab Bermasyarakat1. Menghargai orang lain2. Menjaga sopan santun3. Tidak mengganggu ketertiban umumKesimpulanFAQ1. Apa itu adab?2. Mengapa adab harus dijaga dalam kehidupan sehari-hari?3. Bagaimana cara menjaga adab?4. Apa dampak dari tidak menjaga adab?5. Siapa yang harus menjaga adab?DisclaimerMenuntut ilmu adalah salah satu kewajiban bagi setiap muslim. Dalam menuntut ilmu, seorang muslim harus menjaga adab yang baik sebagai bentuk penghormatan terhadap ilmu yang akan dipelajari. Berikut ini beberapa adab yang harus dijaga saat menuntut ilmu1. Bertawadhu’ dan merendahkan diri di hadapan guruKetika belajar, seorang muslim harus bersikap tawadhu’ dan merendahkan diri di hadapan guru. Hal ini dimaksudkan agar muslim dapat menerima ilmu dengan baik dan tidak terpengaruh oleh sikap sombong atau merasa lebih pintar dari Bertanya dengan sopan dan tidak berlebihanKetika belajar, seorang muslim harus bertanya dengan sopan dan tidak berlebihan. Hal ini dimaksudkan agar muslim dapat memperoleh jawaban yang benar dan tidak mengganggu konsentrasi belajar orang Menjaga kesopanan dan tata kramaKetika belajar, seorang muslim harus menjaga kesopanan dan tata krama. Hal ini dimaksudkan agar suasana belajar menjadi nyaman dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan di antara para tentang Adab Menuntut IlmuAdab Menuntut IlmuKeteranganBertawadhu’ dan merendahkan diri di hadapan guruSeorang muslim harus bersikap tawadhu’ dan merendahkan diri di hadapan dengan sopan dan tidak berlebihanSeorang muslim harus bertanya dengan sopan dan tidak kesopanan dan tata kramaSeorang muslim harus menjaga kesopanan dan tata BeribadahSelain menuntut ilmu, seorang muslim juga harus menjaga adab dalam beribadah. Berikut ini beberapa adab yang harus dijaga saat beribadah1. Fokus dalam beribadahSaat beribadah, seorang muslim harus fokus dan tidak terganggu oleh hal-hal yang tidak Menghormati masjidMasjid adalah tempat suci yang harus dihormati. Seorang muslim harus menjaga kebersihan dan ketertiban Berdoa dengan khusyukSaat berdoa, seorang muslim harus berdoa dengan khusyuk dan menghayati arti dari doa BermasyarakatSeorang muslim juga harus menjaga adab dalam bermasyarakat. Berikut ini beberapa adab yang harus dijaga dalam bermasyarakat1. Menghargai orang lainMenghargai orang lain adalah salah satu bentuk adab yang harus dijaga. Seorang muslim harus menghormati orang lain tanpa memandang status atau Menjaga sopan santunMenjaga sopan santun adalah salah satu bentuk adab yang harus dijaga. Seorang muslim harus selalu sopan dan santun dalam berbicara dan berinteraksi dengan orang Tidak mengganggu ketertiban umumSeorang muslim harus menjaga ketertiban umum dan tidak melakukan tindakan yang merugikan orang tentang adab merupakan kultum yang sangat penting bagi umat Muslim. Dalam kultum ini, kita telah membahas tentang adab dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari yang harus dijaga oleh setiap muslim. Adab menuntut ilmu, adab beribadah, dan adab bermasyarakat merupakan adab yang harus dijaga oleh setiap muslim agar dapat hidup dengan baik dan benar sesuai dengan ajaran Apa itu adab?Adab merupakan perilaku manusia dalam bermasyarakat, beribadah, dan menuntut ilmu yang baik dan benar sesuai dengan ajaran Mengapa adab harus dijaga dalam kehidupan sehari-hari?Adab harus dijaga dalam kehidupan sehari-hari agar kita dapat hidup dengan baik dan benar sesuai dengan ajaran Bagaimana cara menjaga adab?Cara menjaga adab adalah dengan selalu mengingat dan mempraktikkan adab yang telah diajarkan oleh agama Apa dampak dari tidak menjaga adab?Dampak dari tidak menjaga adab adalah dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain dalam berbagai aspek Siapa yang harus menjaga adab?Semua orang, terutama umat Muslim, harus menjaga adab dalam kehidupan ini disusun untuk tujuan informasi dan edukasi saja. Penulis tidak bertanggung jawab atas segala tindakan atau keputusan yang diambil berdasarkan informasi yang terdapat dalam artikel ini. Sebaiknya konsultasikan dengan ahli agama atau pakar terkait sebelum mengambil keputusan penting.
Membuatsebuah pidato memang bukanlah hal mudah tetapi bukan juga hal yang sulit jika anda tahu pola dan tahapan pembuatan sebuah contoh pidato. Contoh Pidato Agama Islam Tentang Akhlak Terbaru Pidato adalah salah satu aspek dari kegiatan berbahasa yakni berbicara yang dilakukan di depan khalayak ramai dengan tujuan penyampaian ide pendapat
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan teman. Seorang teman yang baik terkadang bisa melebihi kebaikan saudara sendiri. Hal ini dimungkinkan sebab hubungan antar teman cenderung setara di mana berlaku prinsip menghargai antara satu dengan yang lain. Anjuran untuk saling menghargai seperti itu sangat jelas sebagaimana dikemukakan oleh Imam al-Ghazali dalam risalahnya berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 444, sebagai berikutآداب الإخوان الاستبشار بهم عند اللقاء، والابتداء بالسلام، والمؤانسة والتوسعة عند الجلوس، والتشييع عند القيام، والإنصات عند الكلام، وتكره المجادلة في المقال، وحسن القول للحكايات، وترك الجواب عند انقضاء الخطاب، والنداء بأحب الأسماء Artinya “Adab berteman, yakni Menunjukkan rasa gembira ketika bertemu, mendahului beruluk salam, bersikap ramah dan lapang dada ketika duduk bersama, turut melepas saat teman berdiri, memperhatikan saat teman berbicara dan tidak mendebat ketika sedang berbicara, menceritakan hal-hal yang baik, tidak memotong pembicaraan dan memanggil dengan nama yang disenangi.”Dari kutipan di atas dapat diuraikan ketujuh adab berteman sebagai berikutPertama, menunjukkan rasa gembira ketika bertemu. Hal ini menjadi salah satu tanda pertemanan yang baik. Orang-orang yang bermusuhan cenderung saling membenci ketika bertemu sehingga lebih sering menghindar dari pertemuan. Teman yang baik tidak hanya menunjukkan rasa gembira, tetapi juga saling menjaga perasaan masing-masing ketika bertemu dengan menghindari sikap atau kata-kata yang tidak mengenakkan. Kedua, mendahului mengucapkan salam. Seorang teman tidak sungkan-sungkan untuk mendahului beruluk salam meskipun mungkin ia lebih tinggi kedudukannya secara sosial. Seorang teman cenderung menempatkan diri setara dengan tidak memandang yang lain lebih rendah dari dirinya. Tentu saja secara moral, pihak yang mendahului mengucapkan salam adalah lebih baik sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang diriwayatkan Abu Dawud dan ramah dan lapang dada ketika duduk bersama. Hubungan pertemanan memang sangat menyenangkan terutama karena tidak ada jarak di antara mereka. Hal seperti ini memungkinkan terjalinnya keakraban satu sama lain dan keramahan yang tulus. Jika terjadi hal-hal yang khilaf, seorang teman akan cenderung mudah memaafkan karena umumnya tidak menginginkan pertemannnya menjadi renggang. Keempat, ikut melepas saat teman berdiri. Sikap ini menunjukkan penghargaan atau penghormatan terhadap teman. Dalam konteks pertemanan, seseorang tidak lazim diperlakukan seperti bawahan sebagaimana dalam sebuah struktur tertentu, misalnya pabrik. Artinya hubungan pertemanan tidak bisa disamakan dengan hubungan kerja antara atasan dan bawahan. Seorang teman memperlakukan temannya sebagaimana ia ingin diperlakukan sama dengan teman tersebut. Dan inilah hakikat pertemanan yakni kesetaraan. Kelima, memperhatikan saat temana berbicara dan tidak mendebat di saat sedang berbicara. Sikap ini juga menunjukkan penghargaan atau penghormatan terhadap teman sebagai wujud dari kesetaraan. Dalam pertemanan kedua belah pihak tidak ingin saling menyakiti. Hal-hal yang bisa merusak pertemanan akan dihindari sebanyak mungkin. Teman yang baik bisa melebihi kebaikan saudara sendiri. Hal ini sering terjadi di dalam masyarakat. Keenam, menceritakan hal-hal yang baik. Sebagaimana diuraikan dalam poin kelima bahwa dalam pertemanan kedua belah pihak tidak ingin saling menyakiti. Salah satu caranya adalah menceritakan hal-hal yang baik dan bukan menceritakan hal-hal yang bisa menimbulkan rasa malu, tersakiti ataupun menyinggung perasaannya. Jika hal seperti ini bisa dijaga dengan baik tentu hubungan pertemanan akan langgeng, dan bahkan bisa berlanjut hingga ke anak tidak memotong pembicaraannya dan memanggil dengan nama yang disenangi. Memotong pembicaraan seorang teman tanpa alasan yang kuat bisa berarti tidak menghormatinya. Hal seperti ini sebaiknya dihindari untuk menjaga hubungan baik antar teman. Demikian pula memanggil teman sebaiknya dengan panggilan yang ia senangi. Seseorang mungkin biasa dipanggil sesuai dengan pekerjaannya. Tetapi apabila panggilan seperti ini sebetulnya tidak dia senangi, maka sebaiknya dihindari. Demikianlah ketujuh adab seorang teman sebagaimana nasihat Iman Al-Ghazali. Apabila ketujuh adab ini dapat dipraktikkan dengan baik, tentu hubungan antar teman akan terus berlanjut dengan baik. Bahkan tidak jarang dari hubungan pertemanan atau persahabatan bisa meningkat menjadi hubungan yang lebih dekat lagi seperti menjadi menantu, mertua atau besan dan sebagainya sebagaimana Rasulullah akhirnya menjadi menantu bagi sahabat Abu Bakar as-Shiddiq RA dan Umar bib Khattab RA; dan beliau juga menjadi mertua bagi sahabat Utsman bin Affan RA. Ali bin Abi Thalib RA juga menjadi menantu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di samping sebagai saudara sepupu. Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama UNU Surakarta.
ዓուኄуւህጀи жեքаснатաβ
А оմаኩалеቩ
Եβኙճխբиμιм ጽፋ βቮгιщևде
ቦα ջևшовуճ ακυጠեтв у
Artinya "Pertanda orang munafiq ada tiga: Apabila berbicara bohong, apabila berjanji mengingkari janjinya dan apabila dipercaya berbuat khianat" (HR al-Bukhari). Jamaah Jumat hafidhakumullah, Keempat,.وَاْلغِيْبَةَ وَالنَّمِيْمَةَ وَاْلإكْثَارَ مِنَ اْلمُزَاحِ"Jauhkan dirimu dari pergunjingan dan fitnahan serta bercanda secara keterlaluan."Kultum Tentang Adab Berbicara – 2 1. TUJUAN INSTRUKSIONAL Setelah menerima materi ini, peserta Memiliki kepekaan mendengar. Untuk memiliki kemampuan berbicara. Pahami bahwa dalam menyimak dan berbicara ada adab dan tata cara yang Islami. Pahami bahwa mendengarkan berarti menghargai ucapan orang lain. Ingatlah bahwa angkat bicara berarti menghargai perasaan orang lain. 3 2. MATERI PRESS RELEASE Mendengarkan dan berbicara adalah sarana komunikasi. Ada saatnya kita perlu berbicara dan ada saatnya kita perlu mendengarkan. Allah SWT. menciptakan manusia dengan dua telinga dan satu mulut agar mereka lebih banyak mendengar daripada berbicara. Bicaralah sedikit, tetapi relevan, berkualitas, dan bermakna, alih-alih berbicara panjang lebar tanpa manfaat yang jelas. Keterampilan menyimak dan berbicara sangat penting untuk efisiensi dan efektifitas musyawarah dan diskusi. Dalam berdakwah, sebelum berbicara, terlebih dahulu kita harus mendengar kebenaran dan permasalahan lapangan. Padahal, mendengarkan tidak harus di telinga, artinya melihat data dan memperhatikan keluhan dan saran orang lain. Terakhir, keterampilan menyimak dan berbicara sangat penting dalam berdakwah dan berinteraksi dengan orang lain. 4 3. KARAKTERISTIK MATERI 1. Karakteristik Nabi tentang menyimak dan berbicara. 2. Cara mendengarkan. 3. Cara berbicara. 4. Keterampilan mendengarkan. 5. Keterampilan berbicara. Mengapa Islam Amat Mengedepankan Sopan Santun? 5 I. ADAB AT-TAHADDUTS 1. Berbicara dengan jelas, mudah dipahami oleh setiap pendengar. Hanya dari Aisyah. Dia berkata Ini adalah kata-kata Rasulullah. selalu jelas artinya dan dimengerti oleh semua orang yang mendengarnya. HR. Abu Dawud dan Ahmad. Hanya dari Aisyah. juga bersabda “Bahwa Rasulullah pernah berkata, jika seseorang menghitung perkataannya harus dihitung.” Dan di akun lain “Dia tidak berbicara saat kamu berbicara.” HR Bukhari-Muslim. 6 2. Berbicaralah dengan ungkapan yang sederhana dan jangan mencari bahasa yang panjang, sehingga kalimat yang diucapkan tidak memiliki arti yang sulit atau tidak dapat dipahami. Khalil bin Ahmad -rahimahullah- pernah ditanya tentang sesuatu, dia tidak langsung menjawab. Jadi si penanya berkata, “Bukankah pertanyaan ini sudah ada jawabannya sebelumnya?” Dia berkata, “Sebenarnya kamu sudah tahu pertanyaan yang kamu ajukan dan jawabannya, tapi saya ingin memberikan jawaban yang lebih mudah kamu pahami.” 3. Diulangi hanya untuk menekankan makna, karena “Pernyataan terbaik pendek dan penuh makna, dan pernyataan terburuk panjang dan membosankan.” Abdullah bin Mas’ud ra., memberikan nasihat kepada kaumnya setiap hari Kamis. Seseorang berkata, “Wahai Abu Abdir Rahman, saya harap Anda menasihati kami setiap hari.” Dia berkata, “Kamu tahu, apa yang membuatku tidak melakukan ini adalah karena aku tidak suka merepotkanmu.” Lalu dia berkata 7 Saya selalu memilih waktu ketika Anda memberi nasihat, seperti yang Nabi saw, saya memilih waktu ketika kita memberi nasihat karena khawatir kita akan bosan. Muttafaq alaih Dari Ammar bin Yasir ra berkata Aku mendengar Rasulullah. bersabda Sesungguhnya panjang suatu shalat dan singkatnya suatu khutbah merupakan bukti kuatnya pemahaman. Jadi buatlah doa yang panjang dan khotbah yang pendek! 8 4. Ucapan harus baik, tidak kotor dan buruk jahat. Rasulullah bersabda Setiap perkataan anak Adam tidak menyenangkan hatinya, percuma, kecuali perintah untuk kebaikan, pencegahan kemungkaran dan dzikrullah. Adab Dan Akhlak Kepada Orang Tua 9 Agar ucapan kita selalu baik dan menambah pahala kita dan tidak menambah dosa kita, kita harus menjaga hal-hal berikut 1. Setiap percakapan kita harus selalu mengandung unsur perintah untuk memberi sedekah atau berbuat. bagus. , atau kedamaian bagi manusia. Allah ta’ala berfirman Tidak ada kebaikan dalam pertemuan mereka yang banyak, kecuali orang-orang yang memerintahkan sedekah, atau kebaikan atau kedamaian bagi orang-orang. Dan barangsiapa melakukan itu untuk menyenangkan Allah, Kami pasti akan memberinya pahala yang besar. QS An Nisa’ 114 2. Meninggalkan percakapan yang bukan kepentingan kita untuk dibicarakan. Rasulullah saw. bersabda “Salah satu kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak menarik. 10 3. Hindari pembicaraan yang tidak perlu dan tidak perlu. Allah berfirman Berbahagialah orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang selalu rendah hati dalam doanya. Dan orang-orang dari hal-hal yang tidak berguna selalu menjauhkan mereka. Surah Al-Mu’minun 1-3. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba jika berbicara, bukan hanya untuk membuat orang lain tertawa, tetapi bisa jatuh ke dalam neraka dan seterusnya antara langit dan bumi. HR. Baihaqi 4. Sebarkan salam. Rasulullah SAW bersabda Wahai orang-orang yang baik, sebarkan salam, jagalah silaturahmi, tawarkan makanan dan berdoalah di malam hari ketika orang sedang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat. HR Turmudzi 11 5. Hindari bahasa buruk yang tidak membantu. Allah berfirman Jangan berdebat dengan Ahli Kitab kecuali dengan cara yang baik, kecuali dengan orang-orang jahat di antara mereka. Al-Ankabut 46 Hanya dalam hadits Aisyah. kata Rasulullah saw. bersabda “Sesungguhnya orang yang paling buruk di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang ditinggalkan oleh masyarakatnya karena menghindari kata-kata buruknya. HR Bukhari 12 6. Bersabarlah saat berbicara dengan orang jahil. Ini tidak berarti menerima kerendahan hati, tetapi kemampuan untuk mengendalikan diri dalam menghadapi faktor emosional dan menghindari kemarahan, sukarela atau perlu. Allah SWT. bersabda Dan hamba-hamba Allah Yang Maha Penyayang berjalan di bumi dengan rendah hati. Dan ketika orang jahil jahil berbicara dengan mereka, mereka berkata, “Selamat.” Lalu ucapkan kata-kata lembut padanya. Dari Abu Hurairah ra., beliau mengatakan hal itu ketika Rasulullah saw. duduk bersama teman-temannya, seseorang hanya menghina Abu Bakar. dan dia terluka, tapi Abu Bakar tetap diam. Kemudian dia melukainya untuk kedua kalinya dan Abu Bakar tetap diam. Kemudian dia melukainya untuk ketiga kalinya, sehingga Abu Bakar membela diri. Kemudian dia melihat Rasulullah. bangkit dari upacara. Abu Bakar bertanya, “Apakah Anda melihat kesalahan pada saya, wahai Rasulullah?” Rasulullah saw. menjawab Seorang malaikat turun dari surga untuk menyangkal orang yang berbicara kepadamu. Tetapi jika Anda membela diri, setan akan datang, jadi saya tidak ingin berdiri di sini saat setan datang. Diriwayatkan oleh Abu Dawud. Pidato Bahasa Arab Tentang Ukhuwah Persaudaraan Islam 13 7. Hindari perdebatan, tentang kebenaran dan kebohongan, karena menimbulkan keinginan untuk menang pada akhirnya, dan lebih memilih untuk meminta maaf daripada mengungkapkan kebenaran. HR Turmudzi. Ibnu Majah dan Ahmad. Rasulullah saw bersabda Aku adalah penguasa rumah di surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan, meskipun dia benar. Dan aku adalah pemimpin sebuah rumah di tengah langit bagi orang-orang yang meninggalkan kepalsuan meskipun mereka mengolok-olok. Dan aku adalah kepala sebuah rumah di atas langit untuk orang-orang yang berperilaku baik. Dawud 14 8. Jauhi TKP. Di sinilah kejahatan dilakukan atau mengucapkan kata-kata yang menghina atau menghina Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman. Allah SWT. bersabda Dan apabila kamu melihat mereka mencemooh ayat-ayat Kami, maka hendaklah mereka berbicara tentang yang lain. Dan jika setan membuatmu lupa larangan ini, maka jangan duduk bersama para pelaku kejahatan setelah kamu mengingat larangannya. Al-An’am 68 Dan Allah swt. dia berkata Celakalah setiap fitnah dan fitnah. Al Humazah 1 Rasulullah. bersabda “Tidaklah pantas bagi seorang mukmin untuk mencaci, menuduh, suka berbicara kata-kata yang jahat, dan suka berbicara kata-kata yang kotor. Rasulullah saw. berkata, “Tidak ada kata buruk untuk apa pun kecuali dia menghancurkannya. Dan tidak ada rasa malu pada apapun, melainkan Dia akan menghiasinya.” HR Turmudzi. 15 II. ADABUL ISTIMA’ 1. Diam dan dengarkan agar kata-kata tidak tercampur aduk dan sulit dipahami. Allah berfirman Dan ketika Al-Qur’an dibaca, maka dengarkan baik-baik dan perhatikan dalam diam, agar kamu mendapat rahmat. Al-A’raf 204 Dari Jabir bin Abdullah saja., Ia mengatakan bahwa Rasulullah saw. berkata kepadanya dalam Haji Wada’ “Perintahkan orang-orang untuk tenang.” Kemudian dia berkata, “Jangan kembali setelah kami menjadi kafir, beberapa dari kalian memenggal kepala yang lain. Muttafaq alaih Dari Anas bin Malik ra., bahwa Rasulullah saw. memberikan wasiat kepada Abu Dzar ra. Damai sejahtera baginya. bersabda, “Sadarlah dan diamlah, karena demi Dia yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak ada hiasan pada semua ciptaan seperti keduanya.” Abid Dunya, Bazzar, Thabrani dan Abu Ya’la Abdullah bin Mas’ud, berkata “Demi Dia yang jiwanya berada di tangan-Nya, tidak ada sesuatu pun di bumi yang dipegang lebih dari lidah.” Sejarah Turmudzi. 2. Jangan memotong perkataan orang lain dengan gegabah dan tidak ingin menguasai forum. Maka keinginan Rasulullah saw untuk segera menghafal Al-Qur’an, Allah larang dalam firman-Nya Dan jangan gerakkan lidahmu dalam membaca Al-Qur’an karena ingin segera menguasainya . Al-Qiyamah 16 16 3. Hadapkan wajahmu ke pembicara dan jangan memalingkan pandanganmu darinya dan jangan membuat orang lain berpaling darinya, selama kamu taat kepada Allah, meskipun ucapanmu tidak menarik atau bahasanya tidak indah atau lancar. Rasulullah saw bersabda Janganlah meremehkan suatu kebaikan, meskipun hanya wajah yang bersinar ketika bertemu dengan saudaramu. Adab Berbicara Dengan Orang Tua, Ini Yang Harus Diperhatikan! 17 4. Jangan menunjukkan sikap yang berbeda karena apa yang dikatakan saudara kita, meskipun kita lebih tahu, selama pembicara tidak bersalah dalam ucapannya. Rasulullah saw. Hanya Ibnu Mas’ud yang bertanya sekali. untuk membacakan Al-Qur’an kepadanya, dia menjawab, “Apakah saya membacakannya untuk Anda ketika dia datang kepada Anda?” Dia menjawab, saya sangat suka mendengar Al-Qur’an dari orang lain. Imam Ahmad bin Hambal pernah mendengarkan nasihat Al-Muhasibi hingga menyikapinya dengan tenang dan akhirnya menangis hingga janggutnya basah. 18 5. Jangan menunjukkan kepada hadirin bahwa anda adalah orang yang lebih alim dari pembicara, karena akan membuat anda terlihat sombong takabbur. Rasulullah saw. Kultum tentang akhlak terpuji, kultum tentang sholat dhuha, adab berbicara wanita muslimah, hadits tentang adab berbicara, kultum singkat tentang puasa, materi kultum tentang syukur, kultum tentang bulan puasa, kultum tentang wanita sholehah, kultum singkat tentang, kultum tentang waktu, adab berbicara, kultum singkat tentang ilmu
Menghormatidan menghargainya. Adab terhadap tetangga yang berikutnya adalah menghormati dan menghargainya. Ketika tetangga kita meletakkan kayu bakar pada dindingnya, maka janganlah kita melarangnya. Itulah contoh bagaimana sikap kita dalam menghormati tetangga kita. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
.